defersite

Inilah Uji Coba Roket Vampire Milik TNI AL Yang Bikin Takut Negara Lain. Lihat Penampakannya


TNI Angkatan Laut melakukan uji coba alutsista terbaru mereka roket Vampire. Alusista terbaru tersebut baru saja dibeli dari Rep. Ceko. Roket Vampire sendiri memiliki kaliber 122 mm


Video diatas memperlihat uji coba yang berlangsung di pantai Baronang, Situbondo. Senjata ini jauh lebih unggul canggih dari jenis sebelumnya RM 70 Grad karena bisa dioperasikan secara digital.
Ujicoba roket ini bisa dibilang sukses dan disaksikan langsung KSAL laksamana Ade Supandi. : Sumber: http://blog.batikindonesia.com/42457/#.V8Y6USnbvIU

Koordinasi Tidak Jelas, Masyarakat Biak Numfor Tolak Pembangunan Pangkalan Militer

Pembangunan pangkalan militer di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua mendapatkan penolakan dari warga setempat akibat masyarakat merasa pemerintah tidak melakukan koordinasi yang jelas.



“Dalam proses pembangunan ini pun tidak ada koordinasi antara pihak militer dengan masyarakat Biak selaku pemilik hak ulayat,” kata Jhon Mandibo, Ketua Forum Peduli Kawasa Biak kepada Antara, Selasa (23/8) kemarin.

Jhon menilai bahwa pembangunan pangkalan militer untuk wilayah Indonesia Kawasan Timur yang bertempat di Kabupaten Biak Numfor dapat menimbulkan banyak masalah termasuk membungkam kebebasan hidup masyarakat setempat.

Masyarakat yang tergabung dalam Forum Peduli Kawasan Biak tersebut juga mendesak pemerintah provinsi Papua untuk membentuk tim pansus dan menolak pengembangan pangkalan militer tersebut.

Sumber: HarianPapua

TNI AD Kembangkan Cat Antiradar dari Ban Bekas

Barang bekas sering kali dianggap sebagai benda tak berharga. Namun, pandangan tersebut berubah sejak Kolonel Punto bertugas di Korem 044 Palembang, Sumatera Selatan, pada Mei 2016.

TNI AD Kembangkan Cat Antiradar dari Ban Bekas


Dengan sebuah teknik khusus, ia menyulap ban bekas menjadi bahan cat antiradar. Meski masih dalam tahap uji coba, saat ini penemuan tersebut bakal terus dikembangkan.


"Ide dari Komandan Korem Kolonel Punto. Diambil dari ban bekas, dibuang kawat-kawatnya. Lalu kita proses," ujar Letkol Wahyu, kasi ops Korem 044 Palembang, saat memaparkan penemuan itu di Rakornis TMMD, di Balai Samudera, Jakarta Utara, Rabu (24/8/2016).

Wahyu memaparkan, karena dari ban bekas, serbuk cat antiradar itu pun berwarna hitam. Ia optimis jika sebuah bangunan atau kapal diolesi benda tersebut, maka radar musuh tidak akan bisa mendeteksi.

"Bangunan kita cat pakai (serbuk) itu tidak terdeteksi. Kapal juga," imbuhnya.

Sebelum diperkenalkan ke KSAD yang membuka Rakornis TMMD hari ini, Wahyu mengaku telah menguji temuan cat anti radar tersebut. Kala itu sebuah bangunan diolesi dan dicoba dideteksi dengan sebuah sinyal sonar. Namun, reaksinya justru menolak sinyal.

"Ini menolak sinyal. Baru kita uji pakai sinyal kita, pakai radar sonar," tandasnya.

Bikin Bangga, Tiga Jenderal NATO Akui Kehebatan Pasukan TNI

Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terdiri dari tiga angkatan (matra) yaitu Angkatan Darat, Angkatan laut, dan Angkatan Udara, kehebatannya memang telah diakui oleh masyarakat dunia. Bahkan Jenderal (purn) Peter Pace (mantan Jenderal US Marine dan Gurun) ketika menjadi pembicara adalam acara talk show di TV ABC 13 mengungkapkan bahwa TNI adalah satu dari tiga kekuatan besar MARINIR dunia.





“Sekarang ada tiga kekuatan besar MARINIR dunia, dan Indonesia berada pada urutan nomor tiga,” jelas Jenderal Peter Pace. Ia pun secara tegas membantah adanya dugaan kalau penempatan US MARINE di Australia karena Amerika berencana ingin menyerang Indonesia.

"Penempatan US MARINE hanya untuk stabilitas kawasan di Asia Tenggara, jangan bermimpi USA berencana menyerang Indonesia meski USA adalah pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir oleh pemimpin USA untuk menyerang Indonesia,” tegas Jenderal Peter Pace.

Dalam acara talk show tersebut tidak hanya Jenderal Peter Pace yang jadi pembicara, ada dua jenderal pensiunan NATO lainnya, yakni Jenderal (purn) Mike Jackson (pemimpin pasukan Inggris saat menyerbu Irak), dan Jenderal (purn) Tommy Franks (pemimpin Delta Force saat Operasi Badai Gurun).

Jenderal Peter Pace juga sempat mengakui bahwa pasukan Khusus Indonesia sering membuat pasukannya kewalahan. “Kita sering berlatih dengan Indonesia. Kita sadar bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan kita sering kewalahan dalam setiap latihan perang dengan Indonesia,” jelas Jenderal Peter Pace.

Bahkan Jenderal Mike Jackson sempat mengungkapkan bahwa tidaklah mudah untuk mengalahkan pasukan TNI Indonesia. "Meski Indonesia kekurangan senjata, tetap tidak mudah untuk menaklukkan Indonesia karena jika perang terjadi bukan hanya militernya yang maju perang, tapi rakyatnya juga pasti turut membantu untuk menghabisi lawan."

Sumber: http://www.bintang.com/lifestyle/read/2584622/bikin-bangga-tiga-jenderal-nato-akui-kehebatan-pasukan-tni

AS dan Korsel Gelar Latihan Militer Korut Ancam Perang Nuklir

Militer As dan Korsel saat ini tengah melakukan latihan militer gabungan dalam skala besar. Latihan tersebut sudah dimulai sejak, Senin (22/8/2016). Pemerintah Korut sudah beberapa kali memberikan peringatan terhadap kedua negara, jika AS dan Korsel tetap menggelar latihan militer maka perang nuklir bisa terjadi kapanpun.



”Mereka harus tahu benar bahwa dari saat ini (Korut) sepenuhnya siap untuk meluncurkan serangan balasan pre-emptive di semua kelompok musuh yang terlibat dalam (latihan) Ulchi Freedom Guardian,” tulis sebuah pernyataan Pemerintah Korut yang dirilis Korean Central News Agency (KCNA).

Korut merasa terancam dengan latihan militer tersebut, dan menganggapnya sebagai persiapan untuk menyerang Korut. Bahkan Korut mengancam akan mengubah latihan militer menjadi “tumpukan abu”

“Washington dan Seoul harus ingat bahwa jika mereka menunjukkan tanda agresi sedikit pun di tanah, laut dan udara DPRK, itu akan mengubah kubu provokasi menjadi timbunan abu melalui gaya serangan nuklir pre-emptive,” lanjut pernyataanyang dikeluarkan KNCA. Sumber: JakartaGreater

Anggota TNI yang Hilang saat Padamkan Kebakaran Hutan Ditemukan Meninggal Dunia

Kabar duka menyelimuti Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau. Anggota TNI yang hilang ketika melakukan pemadaman kebakaran lahan akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Kabar duka itu disampaikan Wakil Komandan Satgas Karhutla, Edwar Sanger, kepada detikcom, Selasa (23/8/2016). Menurut Edwar, setelah 6 hari dinyatakan hilang, Pratu Wahyudi anggota Den Rudal 004 Dumai ditemukan dalam keadaan meninggal.



Pratu Wahyudi (26) yang masih status lajang ini ikut gabung dalam Satgas Karhutla sebelum 17 Agutus 2016 lalu. Korban hilang saat melakukan pemadaman di Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir.

"Tadi sudah diketemukan. Lokasinya hanya 300 meter dari lokasi pemadaman lahan yang terbakar," kata Edwar.

Lantas apakah korban terjebak dengan api? Menurut Edwar, korban ditemukan tidak jauh dari pohon besar yang ada di lokasi itu. Tidak ada luka bakar di tubuhnya.

"Padahal lokasi di pohon besar itu, sejak awal sudah dilakukan pencarian oleh tim. Banyak tim yang turun untuk mencarinya," kata Edwar.

Edwar juga merasa aneh korban baru bisa ditemukan hari ini.

"Padahal lokasi itu sejak awal sudah bolak balik disisir oleh tim. Tapi waktu itu tidak kelihatan," kata Edwar.

Menurut Edwar, hari ini jasad korban akan dievakuasi dari lokasi ke markas Den Rudal 004 di Dumai.

"Saya dari Posko Karhutla saat ini akan ikut mengevakuasi dari lokasi untuk dibawa ke Dumai," tutup Edwar.
Sumber: Detik.com

Curi Ikan di Perairan Indonesia, TNI AL Tahan 9 WN Singapura

KEPRI – Prajurit TNI AL menangkap kapal asing yang sedang mencuri ikan di Perairan Provinsi Kepuluan Riau (Kepri). Sebanyak sembilan Warga Negara (WN) Singapura dan tiga warga Indonesia ditahan.

"Saat ini kapalnya (kapal pencuri ikan) sudah bersandar di Tanjung Pinang," ucap Kepala Dinas Penerangan Lantamal IV Tanjung Pinang, Mayor Josdy D kepada Okezone, Selasa (23/8/2016).

Penangkapan kapal asing yang masuk periran Indonesia terungkap saat petugas TNI AL dari Lantamal IV Tanjung Pinang,Kepri, mendeteksi adanya kapal asing yang berada di posisi 7,5 Nautical Miles dari Tanjung Berakit pada 20 Agustus 2016 lalu. Kapal TNI AL kemudian mendekati kapal asing itu.

Saat didekati, para penumpang sedang melakukan aktivitas melakukan pemancingan ikan.

Saat diperiksa mereka tidak memiliki izin mencari ikan dan melakukan pelanggaran teritorial.

Petugas kemudian membawa kapal beserta 12 penumpang ke Markas Lantamal IV Tanjung Pinang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Mereka terdiri dari nahkoda dan dua anak buah kapal (ABK) dan sembilan orang WN Singapura,"ucapnya.(fzy) Sumber: Okezone

Ada Raisa di Depan Istana Negara, Siap Mengurai Massa!

Tampilannya lumayan mencolok di sudut utara Jalan Merdeka Barat, dibalut warna hijau loreng, sosok Raisa yang berjarak tak jauh dari gerbang Istana Negara sontak menjadi perhatian banyak orang. Inilah Raisa (Kendaraan Pengurai Massa) yang digelar untuk suatu waktu diperlukan guna mengurai konsentrasi massa di depan Istana dan area sekitar lapangan Monas saat perayaan HUT RI ke-71 hari Rabu lalu.

Ada Raisa di Depan Istana Negara, Siap Mengurai Massa!

Ada Raisa di Depan Istana Negara, Siap Mengurai Massa!


Siapakah Raisa? Dari tampilannya Raisa diusung oleh kendaraan offroad 4×4 dari jenis Nissan Frontier. Mengingatkan pada rantis Direction Finder YonHub TNI AD yang juga memakai kendaraan yang sama. Meski berbalut cat loreng, Raisa berplat hitam, yang artinya kendaraan ini berstatus milik sipil. Yang membuat Raisa menarik adalah adanya dua unit speaker dalam ukuran besar yang ditempatkan di bagian belakang.

Meski tampil sangar bak rantis (kendaraan taktis), sejatinya Raisa diciptakan untuk menjalankan dua fungsi, pertama untuk mengurai massa dan kedua untuk public announcement bila terjadi bencana alam atau tsunami. Khusus untuk fungsi yang pertama, apabila dipasang frekuensi tertentu, bunyi speaker Raisa akan sangat memekakkan telinga dan membuat demonstran lari dan bubar. Yang menjadi istimewa pancaran suara dari kendaraan ini bisa didengar hingga jarak satu kilometer.

Raisa sendiri merupakan produksi dalam negeri, yakni diciptkan oleh perusahaan V8sound.com. Keterlibatan Raisa di sekitar area Istana diperkirakan tak lepas dalam upaya mendukung tugas dalmas kepolisian. Raisa belum lama ini ditampilkan dalam ajang Prolight and Sound Messe di Frankfurt Jerman, 5 – 8 April 2016 lalu. Kabarnya teknologi speaker ini banyak diminati pihak asing.(Hans) Sumber: IndoMiliter

Pakar Sebut China Sengaja Provokasi Indonesia

Pakar hukum internasional menilai kekisruhan yang terjadi di perairan Natuna merupakan tindakan sengaja dari China untuk memprovokasi Indonesia. China bermanuver karena putusan pengadilan arbitrase di Den Haag dipredikasi membatalkan klaim China terhadap hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. Pendapat itu disampaikan Melda Kamil Ariadno, seorang profesor hukum internasional di Universitas Indonesia. ”Pengadilan Tetap Arbitrase akan mengeluarkan vonis dan saya percaya itu akan membatalkan klaim China terkait nine-dash line (garis sembilan bidang).



Itulah mengapa China melakukan beberapa manuver,” ujarnya. Komentar Profesor Melda ini muncul setelah Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Natuna bersama Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, Menko Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang terkenal dengan sikap kerasnya terhadap kapal asing pencuri ikan. Presiden Jokowi bahkan menggelar rapat kabinet di atas kapal perang Indonesia di perairan Natuna, yang sekaligus menjadi pesan yang ditujukan pada China bahwa Natuna bagian dari kedaulatan Indonesia. 

Ditanya apakah konflik Indonesia dan China atas insiden di Natuna, Melda mengatakan: "Ingat, ini bukan hanya kita yang membutuhkan China, namun China membutuhkan kita. Jadi kita perlu memiliki hubungan yang baik tetapi tidak harus datang dengan mempertaruhkan hak kedaulatan.” Indonesia dan China sudah tiga kali terlibat insiden di perairan Natuna. Yang terbaru, kapal perang Indonesia menembaki kapal nelayan China karena diduga mencuri ikan di Natuna. Alih-alih meminta maaf, Pemerintah China justru memprotes keras dan menyalahkan Indonesia yang dianggap menyalahgunakan kekuatan militer. China juga mengklaim, kapal nelayannya beroperasi di perairan tradisional mereka.

Indonesia yang tertarik untuk mendorong investasi asing dari China, sebelumnya telah mengecilkan pertengkaran maritim. Namun, kali ini Presiden Jokowi menyampaikan sikap tegas. Jokowi bahkan menuliskan pesan di buku tamu kapal perang Indonesia di Natuna, bahwa dia meminta militer Indonesia menjaga Natuna sebagai bagian dari kedaulatan Indonesia. Pesan itu ramai diperbincangkan publik di media sosial. ”Saya pikir itu adalah masalah besar,” kata Evan Laksmana, dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Jakarta, mengomentari kunjungan Jokowi ke Natuna, seperti dikutip Sydney Morning Herald, Jumat (24/6/2016). ”Hanya karena kami berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dengan China, tidak berarti Indonesia bersedia untuk menjual perairan. Itulah keseimbangan Jokowi. Itu perlu dibuat jelas bahwa pulau-pulau dan perairan sekitarnya adalah milik kita,” katanya. (mas) Sumber: sindonews 

Indonesia Dapat ToT Besar, Jika Ambil Pesawat Eurofighter

Perusahaan bidang pertahanan, keamanan, dan ruang angkasa Inggris, BAE Systems, membuka peluang sebesar-besarnya bagi kerja sama dan transfer teknologi dengan Indonesia. BAE Systems siap membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan kemampuan industri pertahanan stastegis dan berbagai sektor terkait lainnya.



Kepala Komunikasi BAE Systems Asia, Simon Astley, mengatakan hal ini saat berkunjung ke kantor redaksi Angkasa di Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat (19/06/2016). Dalam kunjungannya, Simon Astley didampingi Diektur Regional BAE Systems Indonesia Michael Salkeld dan Pengembangan Bisnis Yunita Kresnawati.

Simon menjabarkan, sebagai sebuah negara yang besar dengan berbagai potensi yang dimiliki, Indonesia dapat meningkatkan kemampuan industri pertahanan strategisnya. Produk-produk alutsista untuk TNI nantinya dapat dibuat di dalam negeri dan Indonesia tidak harus membelinya lagi dari luar. “Tentu untuk tahap awal harus ada kerja sama terlebih dahulu dimana di dalamnya ada proses transfer teknologi dari negara pembuat alutsista,” jelas Simon Astley.

Kerja sama industri strategis yang menumbuhkan industri lokal, lanjutnya, mampu meningkatkan pendapatan negara dengan nilai yang cukup besar. Ia mencontohkan, kemitraan BAE Systems dengan Arab Saudi memberikan kontribusi 9,3 miliar riyal pada tahun 2014. “Setiap 10 pekerjaan baru yang dibuat oleh BAE Systems bersama partner di Arab Saudi, mendukung 46 pekerjaan lainnya,” jabar Astley.

Indonesia sendiri, di mata Bagi BAE Systems, bukanlah teman baru. Kerja sama pihak pabrikan dengan Indonesia sudah terjalin sejak lama, misalnya sejak TNI Angkatan Udara menggunakan pesawat tempur Hawk Mk.53 maupun Hawk 100/200 era 1980 dan 1990-an. Kemudian TNI Angkatan Laut sejak 2014 mengoperasikan tiga kapal fregat ringan multiperan (MRLF) KRI Bung Tomo -class buatan BAE System Maritime – Naval Ships.


Michael Salked memaparkan, dengan PT Dirgantara Indonesia BAE Systems terlibat dalam beberapa proyek sebagai subkontraktor perusahaan Airbus. “Kami tidak mengerjakan pembuatan rangka pesawat, tapi lebih kepada bidang avionika maupun sistem pendukung pesawat,” ujarnya. Reputasi BAE Systems di dunia terbilang bagus dan terpercaya, oleh karenanya perusahaan ini juga memenangkan tender peningkatan kemampuan (upgrade) pesawat tempur F-16 Fighting Falcon buatan Lockheed Martin di sejumlah negara pemakai.

Dalam hal kaitan dengan pesawat tempur Eurofighter Typhoon yang ditawarkan kepada Indonesia, BAE Systems terlibat misalnya dalam pembuatan helmet mounted display (HMD) Striker II. Helm digital ini sangat medukung kerja pilot mulai dari sisi kenyamanan pemakaian hingga fungsi penggunaannya dalam pertempuran. “Kami termasuk menawarkan transfer teknologi HMD ini kepada Indonesia bila Indonesia membeli Typhoon,” ungkapnya.

Proyek lain yang dikerjakan oleh BAE Systems di Indonesia meliputi kerja sama dengan PT Pindad dalam hal pembuatan perangkat lunak dan perangkat keras untuk Divisi Keamanan Siber (Cyber Security Division). Demikian juga kerja sama lain dengan PT LEN, PT PAL, dan lainnya.


BAE Systems di seluruh dunia memiliki karyawan sebanyak 83.400 orang. Pasar utama BAE Systems (International) Limited yang merupakan gabungan perusahaan-perusahaan besar terdahulu, saat ini tedapat di Inggris, Amerika, Australia, India, dan Arab Saudi. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara menjadi target pasar terkininya. BAE Systems Asia berkantor pusat di Kuala Lumpur, Malaysia dengan ditopang oleh 350 staf.

“Kami akan hadir nanti dalam penyelenggaraan Indo Defence 2016 bulan November di Jakarta. BAE Systems terbuka untuk melakukan kerja sama. Kami juga akan tampilkan produk-produk yang kami tawarkan,” tutup Astley.

Sumber : Angkasa.co.id

Israel kembali serang Gaza pada tengah malam

Pesawat tempur Israel pada Minggu malam melancarkan serangkaian serangan udara terhadap posisi gerilyawan di bagian utara Jalur Gaza “sebagai tanggapan atas serangan roket sebelumnya” dari daerah itu ke dalam wilayah Israel Utara.



Aksi ini merupakan aksi balasan atas tindakan pasukan milisi Palestina yang dikabarkan berafiliasi dengan ISIS menyerang kawasan Israel.

Beberapa sumber keamanan mengatakan tank Israel yang ditempatkan di perbatasan antara bagian utara Jalur Gaza dan Israel juga menembakkan sembilan bom ke daerah pertanian di Kota Kecil Beit Hanoun di bagian utara Jalur Gaza, tapi tak ada orang yang cedera.

Beberapa saksi mata mengatakan jet tempur dan pesawat tanpa awak milik Israel terbang di atas wilayah itu dan melancarkan 15 serangan udara berturut-turut terhadap pos dan intalasi milik Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), Jihad Islam dan Front Rakyat (PFLP) –yang berhaluan kiri.

Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan dua warga sipil cedera dalam serangan Israel terhadap bagian utara Jalur Gaza tersebut, demikian laporan Xinhua, Senin pagi. Ditambahkannya, mereka dibawa ke satu rumah sakit untuk diobati.

Beberapa sumber keamanan mengatakan sejak Sabtu sore, militer Israel telah melancarkan 46 pemboman dan serangan udara terhadap bagian utara Jalur Gaza “sebagai reaksi atas penembakan roket sebelumnya ke dalam wilayah Israel”.

Pada Minggu pagi, beberapa gerilyawan yang tak dikenal menembakkan empat roket dari bagian utara Jalur Gaza ke dalam Kota Kecil Sderout di wilayah Israel Selatan. Satu roket merusak dua rumah di kota kecil tersebut, tapi tak ada laporan mengenai korban cedera.

Satu kelompok milisi, yang berafiliasi kepada kaum Salafi dan memiliki logo yang sama dengan ISIS, dalam satu pernyataan mengaku bertanggung-jawab atas penembakan empat roket ke dalam wilayah Israel. JakartaGreater

Saat Warga Eks OPM Menyatakan Diri Sebagai Warga Republik Indonesia

Tiga ratus anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Goliat Tabuni, turun gunung dan melakukan ikrar mendukung pembangunan negara Indonesia, di Kabupaten Puncak Jaya.

Ikrar kembali kepada pangkuan Ibu Pertiwi ini dilakukan setelah menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-71, di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada Rabu 17 Agustus 2016.



Ratusan anggota OPM ini sebelumnya terlibat aktif dalam perjuangan membentuk negara Papua Barat. Mereka berasal dari wilayah Tingginambut sebanyak 60 orang, Philia 30 orang, Yambi 90 orang, dan wilayah Kalome sebanyak 120 orang.

Ikrar kembali ke NKRI ini dibacakan oleh Boni Telenggen, dihadapan seluruh peserta upacara yang disaksikan langsung Bupati Puncak Jaya Henok Ibo, dan berlangsung di lapangan Roh Kudus, Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.

Bupati Puncak Jaya Henok Ibo yang selama empat tahun belakangan berjuang untuk menurunkan kelompok OPM ini mengatakan, terhambatnya pembangunan di daerah pegunungan tengah ini lantaran sering digangu OPM.

“Khususnya di wilayah basis OPM pimpinan Jenderal Goliat Tabuni ini, gangguan pembangunan disebabkan karena kelompok bersenjata kerap kali melakukan aksi teror,” katanya, Kamis (18/8/2016).

Aksi teror itu dilakukan bukan hanya kepada aparat keamanan, dan masyarakat umum, tetapi juga terhadap para pengusaha. Dengan bergabungnya 300 orang anggota OPM ini diharapkan dapat membantu pembangunan lebih cepat.

Para anggota OPM yang bergabung dengan NKRI akan diberikan pekerjaan kepada mereka oleh pemerintah daerah, seperti mandor, Satpol PP, bahkan hingga menjadi tenaga mandor proyek swakelola masyarakat.

Sementara itu, Boni Telenggen, salah satu pimpinan OPM yang ikut bergabung kedalam NKRI mengaku, selama ini dirinya dan teman-temannya di hutan berjuang. Namun tak ada hasil kepastian kemerdekaan negara Papua Barat.

“Kami memilih bergabung dengan NKRI tanpa adanya paksaan,” tegasnya.

Ratusan anggota OPM ini memegang bendera merah putih sambil meneriakan kata “merdeka” tanda mereka telah sah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Dari pantauan di lapangan, upacara HUT Kemerdekaan di Kabupaten Puncak Jaya yang kerap kali berlangsung secara aman dan lancar. Bupati Puncak Jaya Henok Ibo memimpin upacara didampingi unsur muspida. Sumber: MiliterInfo

Indonesia Timur Hanya Punya 2 Kapal Selam, Minimal 6

Papua – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, TNI Angkatan Laut tidak memiliki alat utama sistem senjata / alutista yang mumpuni di Indonesia bagian timur. Bahkan sampai saat ini TNI hanya memiliki dua unit kapal selam, untuk menjaga perairan Indonesia bagian Timur.



“Kapal selam jujur hanya punya dua. Satu diperbaiki, satu jalan,” ujar Jenderal Nurmantyo saat mengunjungi Pangkalan Angkatan Laut di Biak, Papua, Sabtu (30/4/2016).

Dengan dua unit kapal selam itu tentu saja sambung Panglima TNI, pihaknya tidak akan maksimal untuk mengawasi perairan Indonesia Timur. Apalagi, perairan di Indonesia bagian timur banyak bersentuhan dengan batas negara.

“Dua kapal selam itu ganti-gantian beroperasi. Sementara negara ini maritim dan besar,” lanjutnya.

Jenderal Gatot Nurmantyo menilai, minimalnya TNI AL harus memiliki setidaknya enam unit kapal selam di wilayah Indonesia bagian timur. “Penambanahannya kalau kami punya kesatuan yang mampu berperang sendiri saja minimal yang depan itu tiga dan di belakang tiga. Ya minimal enam,” ujar Panglima TNI.

Sumber : Fajar.co.id

Anggaran Pertahanan Indonesia Turun di RAPBN 2017

Jakarta — Pemerintah menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 yang Pokok-pokok RAPBN 2017 ini dibacakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2016).



Dalam RAPBN 2017, pemerintah mengalokasikan belanja negara sebesar Rp 2.070,5 triliun. Sebesar Rp 758,4 triliun di antaranya diperuntukkan belanja kementerian/lembaga (K/L).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, K/L yang mendapat alokasi belanja terbesar adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Kementerian PUPR mendapatkan anggaran paling besar dan memang memiliki misi yang banyak. Pemerintah tetap menjaga belanja prioritas,” kata Sri di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Senin.

Sri mengatakan, belanja yang disusun dalam RAPBN 2017 mampu menciptakan daya tahan terhadap kemungkinan gejolak ekonomi global yang tidak bisa diprediksi.

Berikut merupakan rincian 15 K/L dengan anggaran terbesar dalam RAPBN 2017.

1. Kementerian PUPR menjadi sebesar Rp 105,6 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 97,1 triliun (APBNP 2016).

2. Kementerian Pertahanan menjadi sebesar Rp 104,4 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 108,7 triliun (APBNP 2016).

3. Kepolisian RI menjadi sebesar Rp 72,4 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 79,3 triliun (APBNP 2016).

4. Kementerian Agama menjadi sebesar Rp 60,7 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 56,2 triliun (APBNP 2016).

5. Kementerian Kesehatan menjadi sebesar Rp 58,3 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 62,7 triliun (APBNP 2016).


6. Kementerian Perhubungan menjadi sebesar Rp 48,7 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 42,9 triliun (APBNP 2016).

7. Kementerian Keuangan menjadi sebesar Rp 39,8 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 43,6 triliun (APBNP 2016).

8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi sebesar Rp 38,9 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 43,6 triliun (APBNP 2016).

9. Kementerian Ristek dan Dikti menjadi sebesar Rp 39,4 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 40,6 triliun (APBNP 2016).

10. Kementerian Pertanian menjadi sebesar Rp 23,9 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 27,6 triliun (APBNP 2016).

11. Kementerian Sosial menjadi sebesar Rp 18,3 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 13,1 triliun (APBNP 2016).

12. Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi sebesar Rp 10,1 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 10,6 triliun (APBNP 2016).

13. Kementerian Hukum dan HAM menjadi sebesar Rp 9,3 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 11,3 (APBNP 2016).

14. Mahkamah Agung menjadi sebesar Rp 8,5 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 8,8 triliun (APBNP 2016).

15. Kementerian Luar Negeri menjadi sebesar Rp 7,7 triliun (RAPBN 2017), dari Rp 7 triliun (APBNP 2016).

Sumber : Bisniskeuangan.kompas.com

Jaga Kedaulatan, Bank Indonesia dan TNI AL Edarkan Rupiah di Pulau Terluar

Bank Indonesia (BI) melepas pelayaran kapal TNI AL KRI Beladau di Dermaga Utara Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Sabtu (13/8/2016). Kapal tersebut akan mengedarkan uang kas rupiah ke 5 pulau di Provinsi Kepulauan Riau.



"Kerjasama ini adalah komitmen menjaga kedaulatan Indonesia," ujar Deputi Gubernur BI Erwin Riyanto saat memberikan sambutan pelepasan KRI Beladau.

Sebagai negara maritim dengan jumlah 17.000 pulau, kedaulatan Indonesia sudah seharusnya dijaga hingga pulau-pulau terluar dan terpencil. Namun kenyataannya, transaksi ekonomi masih dilakukan dengan rupiah yang lusuh, rusak, dan tidak layak edar. Bahkan, masih ada masyarakat di sebagian kecil daerah perbatasan yang masih melakukan transaksi ekonomi dengan mata uang asing.

Atas dasar itulah BI menggandeng TNI AL untuk melayani penyediaan yang kas di pulau-pulau terluar dan terpencil sejak 2011.

Masyarakat bisa menukarkan pecahan uang rupiah yang sudah lusuh atau rusak dengan uang baru yang layak edar tanpa dipungut biaya apapun.

Sementara itu, Palaksa Lanal Batam Letkol Laut Jatiar Sinaga menilai program layanan kas ke pulau-pulau terluar dan terpencil memiliki makna yang penting bagi kepentingan nasional. Menurut ia, kebijakan hasil kerjasama BI dan TNI AL itu berkontribusi menjaga kedaulatan Indonesia melalui penggunaan rupiah di pulau terluar dan terpencil.

"Ini memilki makna yang penting untuk kepentingan nasional ikut menjaga kedaulatan," kata Jatiar.

Setelah dilepas, KRI Beladau akan langsung berlayar selama 8 hari mulai 13-20 Agustus 2016. Rencananya, kapal tersebut akan bersandar di 5 pulau terluar yakni Pulau Jemaja, Tarempa, Sakatung, Ranai, dan Subi. Sumber: Kompas.com

TNI AL Tangkap Perompak Tanker Berbendera Singapura di Perairan Batam

TNI AL menangkap terduga perompak kapal tangker di Pulau Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau. Penangkapan dilakukan pada Jumat (12/8) malam. 



Berdasarkan informasi dari Dinas Penerangan TNI AL, Sabtu (13/8/2016), Unit 1 Western Fleet Quick Respons (WFQR) TNI AL Bidang Kejahatan Kekerasan menangkap pelaku bernama Henry Alfree Bakari Bin Hengki. Rupanya Henry merupakan residivis yang sebelumnya telah menjalani hukuman penjara di Lapas Tembesi karena menyimpan amunisi tanpa izin.

Sebelum melakukan perompakan terhadap kapal tanker MT Ad Matsu, Henry berangkat dari Pulau Belakang Padang untuk menemui 5 rekannya di Tanjung Berakit, Pulau Bintan.

Menggunakan boat pancung kayu mesin 40 PK, Henry dan 5 rekannya berangkat ke Pulau Mangkai. Sesampainya di Pulau Aur, Henry dan kawan-kawan mendapat sasaran MT Ad Matsu. Henry yang bertindak sebagai juru kemudi dan mendapat bayaran USD 100 dan Rp 500 ribu.

Hingga Saat ini TNI Angkatan Laut masih melakukan pengejaran terhadap pelaku perompakan lainnya. Sumber Detik

Kisah Letda Poltak dan Segudang Medali untuk TNI

Meraih prestasi dan mengharumkan nama bangsa tentu menjadi impian tiap prajurit TNI, tak terkecuali Letda Poltak Siahaan. Mengawali karier militer sejak 1995 dari Kodam VII Sriwijaya, berpangkat prajurit dua, kariernya langsung melejit usai ditempatkan di Batalyon Infanteri (Yonif) Lintas Udara (Linud) 328 Kostrad.



"Saya masuk militer tahun 1995 dari Kodam Ii Sriwijaya dengan pangkat prajurit dua. Langsung ditempatkan di Kostrad yaitu Yonif 328," ujar Poltak saat berbincang dengan Okezone, Senin (8/8/2016) malam.

Selanjutnya pada 2001, Poltak mengikuti Sekolah Calon Bintara Reguler (Secaba Reg) dan menjadi lulusan terbaik. Namanya semakin berkibar saat sering menjuarai event Pleton Tangkas (Ton Tangkas) TNI AD dan Panglima Cup untuk pertarungan menembak.

Prestasi itu pun berhasil membawanya ke perlombaan menembak di Brunei Internasional Skill at Arms Meeting pada 2005. Meski sempat grogi di ajang internasional pertamanya, ia berhasil meraih medali emas untuk kontingen militer angkatan darat (AD). Di tahun yang sama, ia juga mengikuti ajang Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) di Negeri Kanguru.

"Yang jelas pertama ikut ke event internasional kita pasti grogilah, tapi sebelumnya kita kan untuk di nasional sendiri sering melaksanakan lomba. Ikut pertama menembak internasional tahun 2005 di Brunei dan tahun itu juga mengikuti AASAM pertama dapat satu medali emas," imbuhnya.

Langganan Emas


Poltak pun menjadi langganan peserta lomba dan selalu meraih medali emas. Seperti perlombaan menembak di Vietnam pada 2006, Thailand 2007, dan Filipina 2008. Bahkan pada 2008, prajurit Kostrad itu meraih penghargaan Individual Champion Shoot pertamanya.

"Dalam kurun waktu tersebut ikut juga lomba tembak AARM yaitu 2006 Vietnam, 2007 Thailand, dan 2008 Filippina. 2008 mengikuti AASAM berhasil meraih Individual Champion Shoot pertama dan menjadi orang Indonesia pertama yang bisa mendapatkan itu," kenangnya.

Sejak 2005, Poltak hanya dua kali absen di ajang AASAM. Pada 2010, ia tergabung dalam prajurit perdamaian yang diberangkatkan ke Lebanon. Sementara pada 2013, ia kembali mengikuti pendidikan dan lagi-lagi lulus degan predikat terbaik.

"(Pada) 2010, ikut pasukan perdamaian Unifil ke Lebanon, 2013 mingikuti pendidikan Secapareg dan lulus dengan predikat teebaik juga," bebernya.

Saat ini bapak dua anak itu berdinas di Detasemen Mabes (Denma) Divisi Infanteri 1, Kostrad, Cilodong, Depok. Atas prestasinya sebagai juara di ASAAM 2016, KSAD, Jenderal TNI Mulyono memberinya sebuah rumah secara pribadi.

"Sekarang berdinas di Denma Divisi Infantri 1 Kostrad. Kemarin (setelah juara lomba) dari KSAD diberi hadiah rumah," ucapnya bangga.

Selama mengikuti perlombaan, Poltak mengaku didukung penuh keluarga. Bapak dari dua anak ini menganggap apa yang diraihnya sebagai sebuah pengabdian dan kebanggaannya sebagai prajurit militer. Meski demikian, ia berharap Indonesia bisa mempertahankan prestasi yang telah diraih sejak 2005 hingga sekarang.

"Tentunya keluarga saya mendukung karier saya dan mereka semua selalu mendukung tugas saya sebagai tentara dan menembak. Harapan ke depan kalau untuk kontigen Indonesia sendiri, tetap bisa mempertahankan gelar umum AASAM seterusnya dan lomba lomba tembak yang diadakan dan diikuti TNI AD," tandasnya. (amr) Sumber: Okezone.com

Laut China Selatan Memanas, Beijing: Siap-siap Perang

Kementerian Pertahanan China mengingatkan makin memanasnya situasi di Laut China Selatan dapat menimbulkan konfrontasi terbuka alias perang.

Melansir situs Russia Today, Kamis, 4 Agustus 2016, Menteri Pertahanan China Chang Wanquan meminta kepada militer, polisi, dan warga sipil agar siap membela dan mempertahankan kedaulatan.



"Ancaman keamanan nasional semakin serius. Terutama, datang dari wilayah laut. Karena itu, militer, aparat penegak hukum, serta warga negara sipil harus mempersiapkan diri dalam perang rakyat," ungkapnya.

Pernyataan Wanquan ini datang saat meninjau instalasi militer di pesisir Zhejiang, Provinsi China Timur. Seperti diketahui, Beijing menolak putusan Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda, pada 12 Juli lalu, yang memenangkan Filipina atas klaim Laut China Selatan.

China juga telah membangun sejumlah landasan dan instalasi militer di terumbu karang dan pulau-pulau buatan yang diklaim oleh sejumlah negara di Asia Tenggara dan Taiwan.

Selain itu, China dan Rusia menggelar latihan gabungan Angkatan Laut pada September 2016. Latihan ini dilakukan secara rutin, yang bertujuan memperkuat kerja sama militer kedua negara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Yang Yujun. Menurutnya, latihan militer bersama ini tidak ditujukan untuk negara lain.

"Ini adalah latihan rutin kedua angkatan bersenjata. Kami tegaskan kalau latihan ini tidak ditujukan untuk pihak ketiga. Tapi untuk memperkuat pengembangan kemitraan kerja sama strategis," katanya.
Sumber: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/805316-laut-china-selatan-memanas-beijing-siap-siap-perang

Kemenhan: Tenaga Kerja Asing Ancam Kedaulatan Indonesia

Kepala Subdirektorat Lingkungan Kerja Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan Kolonel Inf Sudi Prihatin mengatakan tenaga kerja asing yang masuk dalam jumlah besar merupakan salah satu bentuk ancaman baru bagi kedaulatan Indonesia.



“Ancaman terhadap kedaulatan suatu negara ada dalam bentuk militer dan nonmiliter. Tenaga kerja asing merupakan salah satu bentuk ancaman nonmiliter,” kata Sudi, di Jakarta, Selasa (2/8).

Sudi mengatakan pada era modern ancaman terhadap kedaulatan negara lebih banyak berupa nonmiliter seperti virus flu burung, peredaran narkoba dan vaksin palsu. Tujuannya adalah untuk membodohi rakyat suatu negara dan membuat masyarakatnya tidak berkembang.

Terkait dengan arus tenaga kerja asing di Indonesia, Sudi mengatakan Indonesia tidak bisa menolak karena terikat dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun, tenaga kerja asing perlu diatur agar tidak merugikan rakyat dan mengancam kedaulatan negara.

“Seharusnya diatur tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia harus memiliki kemampuan yang baik dan hanya bekerja di tingkat manajerial. Namun, tampaknya sudah ada tenaga kerja asing yang masuk dan mengerjakan pekerjaan tingkat rendah,” tuturnya.

Sudi menceritakan pengalamannya menumpang pesawat terbang dari Jakarta ke Manado. Saat itu, hampir seperempat penumpangnya adalah warga negara China.

“Saya sudah memiliki pengalaman untuk membedakan orang China dengan warga negara Indonesia keturunan China. Biasanya berbeda dari penampilan dan gaya berpakaiannya,” katanya.

Sudi mengatakan penumpang warga China itu ternyata disambut oleh beberapa orang di Manado. Saat itu, dia sempat bertanya apakah warga negara China itu masuk ke Indonesia secara legal. Ternyata, mereka masuk ke Indonesia secara legal.

“Untuk membendung ancaman tenaga kerja asing terhadap kedaulatan negara, Kementerian Pertahanan memiliki program bela negara untuk para pekerja. Para pekerja yang mengikuti program bela negara harus memastikan para tenaga kerja asing itu mengikuti peraturan yang ada di Indonesia, misalnya wajib berbahasa Indonesia,” tuturnya.

(Nebby)

Sumber: aktual.com/Agustus 2, 2016
Diberdayakan oleh Blogger.